BITUNG - Upacara dalam rangka Peringatan Hari Ibu Nasional Ke - 90 Tahun 2018, digelar di lapangan Makodim 1310/Bitung Kel. Madidir Unet Kec. Madidir Kota Bitung, (22/12/2018).
Pada upacara Hari Ibu Nasional Ke - 90 Tahun 2018, bertindak sebagai Irup Letkol Inf Kusnandar Hidayat, S.Sos (Dandim 1310/Bitung) dan bertindak sebagai Danup Lettu Inf Jullen T. Kasihaeng (Plh. Danramil 1310-01/Bitung) serta perwira upacara Pasi Pers Dim 1310/Bitung Kapten Inf Arifin Honggul.
Turut hadir dalam upacara, Kasdim 1310/Bitung Mayor Inf Vino S. Onibala, S.Pt, Pabung Kab. Minut Mayor Inf Richard Pusung, Para Perwira Staf dan Para Danramil/Plh. Danramil jajaran Kodim 1310/Bitung, seluruh Personel Kodim 1310/Bitung, ASN dan Ibu-ibu Persit Kodim 1310/Bitung.
Pada rangkaian upacara tersebut, diisi dengan pembacaan sejarah singkat Hari Ibu Nasional Ke - 90 oleh Batih Puanter Kodim 1310/Bitung Pelda Kostan Masihor, dilanjutkan amanat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Yohana Yembise yang dibacakan oleh Dandim 1310/Bitung Letkol Inf Kusnandar Hidaya, S.Sos, yang intinya, Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya. Keterlibatan perempuan dibuktikan melalui Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.
Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur. PHI juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan. PHI juga diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan. Di lain sisi juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta
mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Saat ini bahkan terbukti perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggungjawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan dan laki-laki keduanya adalah "parthnership" sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Bertepatan dengan PHI ke-90 Tahun 2018 ini telah diusung tema: "Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa". Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional. Berbagai persoalan sosial saat ini marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakukan diskriminatif, dan lain-lainnya.
Tentunya diperlukan berbagai cara untuk dapat mencegahnya. Peran keluarga menjadi salah satu yang diharapkan dapat menjadi bagian utama / pilar untuk mencegah terjadinya kekerasan melalui penanaman nilai-nilai, karakter, dan budi pekerti. Ketahanan keluarga sekaligus menjadi pondasi dalam menerapkan kehidupan yang harmonis, damai, dan religius. Pelibatan semua unsur masyarakat dan multi stakeholder sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye / gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan, dan pencapaian kesetaraan gender. He for She menjadi salah satu komitmen global. Untuk itu dengan terselenggaranya Peringatan Hari Ibu ke-90 Tahun 2018, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada 6 (enam) pimpinan organisasi perempuan yaitu OASE, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan mitra kerja lainnya yang selalu bersama-sama terlibat dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung penyelenggaraan PHI ke-90 tahun 2018 ini, khususnya kepada pemerintah daerah DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kota Bukittinggi, Kementerian, Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lembaga masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam berbagai rangkaian kegiatan dengan meriah dan dirasakan gaungnya oleh masyarakat luas.
"Harapan saya, Peringatan Hari Ibu ke-90 Tahun 2018 ini dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan," katanya.
Upacara selesai dilanjutkan dengan pengarahan Dandim 1310/Bitung dan pengecekan seluruh personel yang kembali selesai melaksanakan Cuti Tahunan. Seluruh rangkaian kegiatan Upacara dalam rangka peringtan Hari Ibu Nasional Ke 90 Tahun 2018 selesai dan berjalan dengan lancar dan aman.
No comments:
Post a Comment